Puisi @trilokon

Sebagian puisi di blog ini telah diposting di Kompasiana

Siluet Perahu Kecilku


Saat aku sedang belajar di meja kecilku
Tiba-tiba bapakku datang, katanya,
“Lagi belajar apa, Nak?”
Suara beratnya masuk lorong telingaku.

Jawabku dengan penuh semangat,
“Menggambar perahu, Pak!”
Tanpa melepas pensil gambar,
 aku terus goreskan perahu di atas kertas.

Tapi, belum sempat melihat wajahnya
Bapakku sudah pergi begitu cepat
Seperti senja menutup tabir malam
Tak ada lagi siluet tersisa untuknya.

Sesungguhnya, aku ingin bercerita
bagaimana menggambarkan jejak perahu
yang terombang-ambing oleh ombak
dan menyibak koyak selembar layar.

Akhirnya kujawab sendiri dengan
menorehkan pensil  di relung hatiku
membentuk perahu  dan ombak yang
berlayar membawa sisa asaku.

Bapakku telah pergi entah kemana
kertas putih bernoktahkan perahu itu
tidak sempat dilihatnya pada pagi hari
karena Ibu guruku memintanya di kelas.

(2011)




Share:

No comments:

Post a Comment

Recent

Popular Posts

Blog Archive

Terbaru