untuk pergi ke dermaga itu
aku harus turun dari lereng gunung
menyibak hutan rindu bertahun-tahun
melepas hangatnya baju pemberianmu
dermaga itu ada di laut utara
sedangkan pondok rumahku ada di gunung
lelah perjalanan sudah biasa
seperti lelahnya napas udara ini
setibanya di dermaga itu
seperti katamu, duduklah diujungnya
kaki menggelantung bak perahu terapung-apung
sejenak aku menatap wajah lautmu yang muram
segumpal rindu pernah kau jatuhkan dari dermaga ini
itu lama ketika muka ranummu menggodaku
meski sudah lama namun asaku selalu lekat di ujung pancing
bulan dan malam menjadi sahabat selalu senyum
inilah dermaga perahuku.
(2011)
No comments:
Post a Comment